Desain Rumah vs Desain Bangunan?
Desain Rumah vs Desain Bangunan
Kalo ada yang bertanya, lebih sulit mana desain rumah vs desain bangunan? Pengalaman dari tiap arsitek mungkin berbeda-beda. Tapi dari yang saya pelajari & amati, terutama arsitek-arsitek senior di tanah air, banyak yang berawal dari mendesain rumah tinggal.
Mungkin juga karena kepercayaan dari client. Untuk arsitek yang baru bekerja secara profesional, tidak langsung dipercaya menangani bangunan skala menengah / besar. Karena dibutuhkan pengalaman & harus bisa koordinasi dengan berbagai pihak, seperti konsultan struktur & konsultan MEP seperti yang pernah saya jelaskan sebelumnya.
Jadi apakah mendesain rumah tinggal lebih mudah? Tidak juga, karena penataan ruangan di rumah tinggal cukup kompleks, dan bisa lebih bervariasi. Rumah tinggal sangat personal, jadi permintaan ruangan antara client satu dengan lainnya bisa berbeda jauh.
Berarti mendesain bangunan yang lebih mudah? Kalo untuk lantai atas bangunan high rise umumnya desain lantai tipikal (sama). Tapi sulitnya di sini, kita harus koordinasi rutin dengan beberapa pihak, seperti konsultan struktur & MEP. Yaitu untuk penataan konstruksi & sistem Mechanical Electrical di dalam gedung. Belum lagi untuk bangunan skala besar, pemegang keputusan ada banyak orang. Dibandingkan dengan rumah tinggal yang pemegang keputusannya biasanya suami-istri saja. Selain itu konsep desain tampak bangunan untuk bangunan skala besar, tentunya diharapkan lebih ikonik & unik. Jadi punya kesulitan tersendiri dibandingkan tampak rumah tinggal.
Project Rumah Tinggal
- Client: Suami & Istri
- Koordinasi Tim: Arsitek dulu, Struktur menyusul setelah desain Arsitek selesai. Tidak terlalu ribet, karena hanya bangunan 1-3 lantai saja.
- Konsep desain layout: permintaan ruangan yang berbeda untuk setiap client. Desain denah layout tergantung kebutuhan ruang pemilik rumah. Client rumah tinggal ini umumnya lebih spesifik & detail. Karena sifatnya yang personal, menjadi hunian pribadi nantinya.
- Konsep desain facade: tergantung pemilik rumah, tapi pada umumnya desain tampak rumah tidak terlalu rumit, lebih simpel dengan sedikit sentuhan yang unik.
Project Bangunan Gedung
- Client: Stake Holder (dengan banyak pemegang keputusan)
- Koordinasi Tim: Arsitek – Struktur – MEP (Mechanical – Electrical – Plumbing). Koordinasi berjalan setelah konsep arsitek disetujui client. Meeting koordinasi dilakukan dalam beberapa bulan, mengingat bangunan skala menengah / besar & harus dipastikan semuanya sudah terintegrasi dengan baik.
- Konsep desain layout: desain lantai podium bawah menyesuaikan kebutuhan ruang, sedangkan desain lantai di atasnya umumnya tipikal (seperti bangunan office, hotel, maupun apartment).
- Konsep desain facade: lebih eye catching, diharapkan lebih ikonik & unik, karena merupakan bangunan publik.
Secara keseluruhan, tidak ada project yang mudah. Semua project punya tingkat kesulitan masing-masing. Hanya saja, berkaca dari arsitek senior, pada awalnya setiap arsitek bisa belajar menangani project rumah tinggal. Tidak hanya tentang konstruksi, tetapi juga belajar pendekatan ke client. Bagaimana caranya approach ke client, menjelaskan lebih detail tentang desain kita, sekaligus di saat yang bersamaan desain tersebut harus bisa mengakomodir keinginan client.
Pendapat saya pribadi, arsitek yang sudah terbiasa menangani project rumah tinggal dengan baik, akan lebih mudah dalam menangani project bangunan komersil. Karena sudah terbiasa melakukan pendekatan ke client secara personal, terutama client rumah tinggal yang lebih detail & spesifik dibandingkan client corporate. Pada desain bangunan, untuk urusan detail biasanya sudah diserahkan ke tim teknik perusahaan atau Manajemen Konstruksi. Yang tentunya lebih mudah berkoordinasi dengan pihak Arsitek – Struktur – MEP.
Silahkan teman-teman arsitek & rekan konstruksi lainnya, bisa memberikan pendapatnya di kolom komentar di bawah ini. Kita bisa saling bertukar pendapat.. 🙂